Kamis, 20 Agustus 2015

HADITS-HADITS TENTANG PENDIDIKAN



Kumpulan Hadits Tentang Pendidikan
HADITS-HADITS TENTANG PENDIDIKAN
  1. PENDIDIKAN ANAK
حَدَّثَنَا الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ كَمَا تَنَاتَجُ الْإِبِلُ مِنْ بَهِيمَةٍ جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّ مِنْ جَدْعَاءَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ مَنْ يَمُوتُ وَهُوَ صَغِيرٌ قَالَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ (رواه أبو داود)[1]
Artinya :
Menceritakan kepada kami Al-Qa’nabi dari Malik dari Abi Zinad dari Al–A’raj dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda : “Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasroni sebagaimana unta yang melahirkan dari unta yang sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?”. Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapat tuan mengenai orang yang mati masih kecil?” Nabi menjawab: “Allah lah yang lebih tahu tentang apa yang ia kerjakan”. (H.R. Abu Dawud)
 KANDUNGAN HADITS
Setiap anak dilahirkan atas fitrohnya yaitu suci tanpa dosa, dan apabila anak tersebut menjadi yahudi atau nasrani, dapat dipastikan itu adalah dari orang tuanya. Orang tua harus mengenalkan anaknya tentang sesuatu hal yang baik yang harus dikerjakan dan mana yang buruk yang harus ditinggalkan. Sehingga anak itu bisa tumbuh berkembang dalam pedndidikan yang baik dan benar.
Dalam proses pendidikkan anak ini, adakalanya orang tua bersikap keras dalam mendidik anak. Contohnya, pada umur tujuh tahun orang tua mengingatkan anaknya untuk melakukan sholat dan pada saat umur sepuluh tahun, orang tua boleh memukulnya ketika sianak tersebut tidak mengerjakan sholat.
Ketika anak tersebut oleh orang tuanya dijadikan seorang muslim maka anak tersebut harus menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang muslim. Salah satunya adalah berbakti kepada kedua orang tuanya seperti firman Allah SWT.
“dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya”. (Q.S Al-ankabuut).
Alangkah tepat andai firman Allah tersebut kita baca berulang-ulang dan kita renungkan dalam-dalam. Sehingga Allah berkenan mengaruniakan cahaya hidayahnya kepada kita, mengaruniakan kesanggupan untuk mengoreksi diri dan mengaruniakan kesadaran untuk bertanya: “Telah seberapa besarkah kita memuliakan ibu bapak?”. Boleh jadi kita sekarang mulai mengabaikan orang tua kita. Bisa saja saat ini mereka tengah memeras keringat banting tulang mencari uang agar studi kita sukses. Sementara kita sendiri mulai malas belajar dan tidak pernah menyesal ketika mendapatkan nilai yang pas-pasan. Bahkan, dalam shalat lima waktunya atau tahajudnya mereka tak pernah lupa menyisipkan doa bagi kebaikan kita anak-anaknya.
Tetapi, berapa kalikah dalam sehari semalam kita mendoakannya? Shalat saja kita sering telat dan tidak khusyuk Rasulullah SAW menempatkan ibu “tiga tingkat” di atas bapak dalam hal bakti kita pada keduanya. Betapa tidak, sekiranya saja kita menghitung penderitaan dan pengorbanan mereka untuk kita, sungguh tidak akan terhitung dan tertanggungkan. Orang bijak mengatakan, “Walau kulit kita dikupas hingga telepas dari tubuh tidak akan pernah bisa menandingi pengorbanan mereka kepada kita.”
Jadi orang tua itu berperan penuh dalam proses mendidik anaknya, apabila anak itu sampai tidak mengenal agama (mengenal Allah) maka itu merupakan kelalaian orang tua.
2.      ETIKA MENJAWAB PERTANYAAN KETIKA DALAM PEMBICARAAN PENTING
– حدثنا محمد بن سنان قال: حدثنا فليح (ح). وحدثني إبراهيم بن المنذر قال: حدثنا محمد بن فليح قال: حدثني أبي قال: حدثني هلال بن علي، عن عطاء بن يسار، عن أبي هريرة قال:
بينما النبي صلى الله عليه وسلم في مجلس يحدث القوم، جاءه أعرابي فقال: متى الساعة؟. فمضى رسول الله صلى الله عليه وسلم يحدث، فقال بعض القوم: سمع ما قال فكره ما قال. وقال بعضهم: بل لم يسمع. حتى إذ قضى حديثه قال: (أين – أراه – السائل عن الساعة). قال: ها أنا يا رسول الله، قال: (فإذا ضعيت الأمانة فانتظر الساعة). قال: كيف إضاعتها؟ قال: (إذا وسد الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة).
Artinya: Muhammad bin Sinan menceritakan kepadaku, beliau berkata, Falih menceritakan kepadaku dan Ibrahim bin Mundzir menceritakan kepadaku, beliau berkata, Muhammad bin Falih menceritakan kepadaku, beliau berkata, Bapakku menceritakan kepadaku, beliau berkata, Hilal bin Ali menceritakan kepadaku dari atho’ bin Yasar dari Abi Hurairah beliau berkata,”pada suatu hari Nabi SAW dalam suatu majlis sedang berbicara dengan sebuah kaum, datanglah kepada beliau orang badui dan bertanya,” kapan kiamat datang?” maka Rasulullah meneruskan pembicaraannya. Maka sebagian kaum berkata,” beliau dengar apa yang diucapkan dan beliau tidak suka apa yang dikatakannya.” Sebagian lagi berkata,” beliau tidak mendengarnya.” Setelah beliau selesai dari pembicaraannya beliau berkata,” dimana orang yang bertanya tentang kiamat?.” Saya ya Rasulullah.” Beliau bersabda,”Ketika amanat disia-siakan maka tunggu saja kedatangan kiamat.” Orang itu bertanya lagi,” Bagaimana menyia-nyiakan amanat?.” Beliau bersabda: Ketika sesuatu perkara diserahkan kepada selain ahlinya maka tunggulah datangnya kiamat ( kehancurannya ).”
 (HR. Bukhori bab Barangsiapa ditanyai suatu ilmu sementara dia sedang sibuk berbicara maka selesaikan pembicaraannya lalu jawab pertanyaannya).
Hadis di atas memberikan pelajaran pada kita dua hal:
(1). Kita hendaknya jangan memotong pembicaraan orang lain ketika hendak bertanya tentang suatu ilmu, karena memotong pembicaraan orang lain untuk tujuan apapun tidak dibenarkan sama sekali. Termasuk di dalamnya adalah menginterupsi guru atau dosen yang sedang mengajar dengan sebuah pertanyaan sebelum sang guru/dosen tersebut memberikan waktu khusus untuk bertanya kepadanya. Memotong pembicaraan guru atau dosen termasuk su’ul adab kepada sang guru, dan itu bisa mengurangi keberkahan ilmu yang ia dapatkan,
(2). Apabila si penanya telah menyampaikan pertanyaannya sementara kita masih serius dalam pembicaraan maka kita lanjutkan pembicaraan sampai selesai, baru kemudian menjawab pertanyaan yang disampaikan, hal itu dimaksudkan agar tujuan dari pembicaraan tidak terputus.
Disamping itu hadis di atas juga memberikan informasi pada kita tentang profesionalisme kerja, segala sesuatu harus diserahkan kepada yang membidanginya atau orang yang berkompeten terhadapnya. Sebab menyerahkan sesuatu kepada selain ahlinya hanya akan menyebabkan kehancuran semata. Begitu juga dalam pendidikan, kompetensi guru mutlak diperlukan dalam rangka menunjang mutu pendidikan, sebab tanpa ditangani guru yang kompeten maka tujuan pendidikan tidak akan pernah dapat dicapai.
3.      KEUTAMAAN MAJELIS ILMU
– حدثنا إسماعيل قال: حدثني مالك، عن إسحاق بن عبد الله بن أبي طلحة: أن أبا مرة مولى عقيل بن أبي طالب أخبره: عن أبي واقد الليثي:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم بينما هو جالس في المسجد والناس معه، إذ أقبل ثلاثة نفر، فأقبل إثنان إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وذهب واحد، قال: فوقفا على رسول الله صلى الله عليه وسلم، فأما أحدهما: فرأى فرجة في الحلقة فجلس فيها، وأما الآخر: فجلس خلفهم، وأما الثالث فأدبر ذاهبا، فلما فرغ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (ألا أخبركم عن النفر الثلاثة؟ أما أحدهم فأوى إلى الله فآواه الله، وأما الآخر فاستحيا فاستحيا الله منه، وأما الآخر فأعرض فأعرض الله عنه). [462].

Ismail menceritakan kepadaku, beliau berkata, Malik menceritakan kepadaku, dari Ishak bin Abdullah bin Abi Tholhah sesungguhnya Abu Marrah budak dari Aqil bin Abi Thalib memberikan informasi kepadaku Dari Abi Waqid Al Laitsi r.a., dia berkata : “ Pada suatu waktu Rasulullah saw sedang duduk di masjid kemudianh datanglah tiga rombongan manusia, yang dua kelompok menghadap rasulullah saw, sedang yang satunya melihat tempat senggang dalam majelis itu, maka duduklah mereka. Sedangkan yang lain duduk di belakang mereka, sedangkan kelompok ketiga pergi dan berpaling. Setelah itu Rasulullah saw bersabda: “ Adakah belum aku beritahukan kepadamu tentang tiga kelompok manusia tersebut ?. adapun kelompok pertama adalah mencari keridhoan Allah swt, maka Allah ridho pula kepada mereka, adapun yang lainnya mereka malu kepada Allah, maka Allahpun malu kepada mereka. Sedangkan yang satunya lagi mereka berpaling dari keridhoan Allah, maka Allahpun berpaling dari mereka.
 (HR. Bukhori, Bab Orang yang duduk ketika sampai kesuatu majelis, dan Orang yang melihat celah dalam halaqoh lalu ia duduk di dalamnya).
Hadis di atas menceritakan tentang keutamaan bermajelis ilmu, bahkan dalam hadis lain Rasulullah mensifati majelis ilmu dengan sebutan Riyadhul Jannah ( taman surga ). Dimanapun kita berada apabila kita lewat atau melihat halaqatul ilmi ( majelis ta’lim ) maka seyogyanya kita berhenti sejenak dan bergabung didalamnya dengan tujuan mencari ridho Allah swt, jika itu kita lakukan maka Allahpun akan Ridho terhadap kita. Subtansi hadis tersebut adalah merangsang para pencari ilmu agar mencintai majelis ta’lim, sekolah, kampus ataupun tempat-tempat ilmu lainnya.
Sekaligus larangan bagi kita untuk berpaling dari majelis ilmu, dengan kata lain bahwa pulang dari kampus ketika ada dosen adalah termasuk dalam kategori orang yang berpaling dari keridhoan Allah. Ketika kita berpaling dari keridhoan Allah maka Allahpun akan berpaling dari kita. Ketika Allah berpaling dari kita, siapa lagi yang kita harapkan akan memberikan pertolongan kepada kita ?.
4.      PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA
– حدثنا سعيد بن عفير قال: حدثنا ابن وهب، عن يونس، عن ابن شهاب قال: قال حميد بن عبد الرحمن: سمعت معاوية خطيبا يقول:
سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول: (من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين، وإنما أنا قاسم والله يعطي، ولن تزال هذه الأمة قائمة على أمر الله، لا يضرهم من خالفهم، حتى يأتي أمر الله).
Hamid bin Abdirrahman berkata, aku mendengar Muawwiyah berkata, aku mendengar Rasulullah saw Bersabda:” Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang yang baik, maka Allah akan memberikan kepadanya pengetahuan dalam Agama, sesungguhnya aku adalah orang yang membagi sementara Allah adalah sang pemberi, umat ini tidak akan pernah berhenti menegakkan perintah Allah, dan tidak akan medhoroti mereka, orang-orang yang menentangnya sampai datang hari kiamat.
 (HR. Bukhori, Bab Siapapun yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka Allah pahamkan ia dalam masalah agama).
Hadis di atas menerangkan kepada kita bahwa kehendak Allah untuk menjadikan kita baik,itu digantungkan dengan kepahaman kita menyangkut agama. Ilmu agama adalah ilmu yang berkaitan dengan akhlak, maka dengan semakin tinggi pemahaman seseorang terhadap masalah agama maka akan semakin baik pula akhlak dan perilakunya yang puncaknya bisa mengantarkannya menjadi orang yang takut kepada Allah semata. Kalau dewasa ini kita sering melihat seseorang yang dalam pengetahuan agamanya namun dia justeru makin tenggelam dalam kesesatan, itu dikarenakan ia salah dalam mengaplikasikan ilmunya. Dia hanya pandai beretorika namun hampa dari pengamalan. Imam Ali Karramallahu Wajhah pernah berkata,” Bahwa yang dikatakan orang Alim bukanlah orang yang banyak ilmunya, namun yang dinamakan orang alim adalah orang yang bias mengamalkan ilmunya.” Rasulullah memberikan peringatan kepada kita dengan sabdanya “ barangsiapa makin tambah ilmunya namun tidak bertambah hidayahnya, maka ia semakin bertambah jauh dari Allah swt.” Bahkan Allah dengan tegas mengatakan bahwa yang disebut ulama hanyalah orang yang takut kepadaNya semata.” Innama Yakhsyallaha min ibaadihil ulamaa’.”
Jadi hadis di atas harus dipahami bahwa orang yang dapat mengamalkan ilmu agamanya itulah orang yang dikehendaki Allah menjadi baik.
5.      KOMPETISI YANG SEHAT DALAM PENDIDIKAN
73 – حدثنا الحميدي قال: حدثنا سفيان قال: حدثني إسماعيل بن أبي خالد على غير ما حدثناه الزهري قال: سمعت قيس بن أبي حازم قال: سمعت عبد الله بن مسعود قال:
قال النبي صلى الله عليه وسلم: (لا حسد إلا في اثنتين: رجل آتاه الله مالا فسلط على هلكته في الحق، ورجل آتاه الله الحكمة فهو يقضي بها ويعلمها).

Humaidiy menceritakan kepadaku, dia berkata sufyan menceritakan kepadaku, dia berkata, Ismail bin Kholid atas selain apa yang diceritakan Azzuhri menceritakan kepadaku, dia berkata, aku mendengar Qais bin Abi hazim berkata, aku mendengar Abdullah Bin Mas’ud berkata, Nabi Muhammad Saw bersabda : ”Tidak dosa hasud kepada dua orang, pertama kepada laki-laki yang Allah telah berikan harta kepadanya, maka ia habiskan dalam kebenaran, kedua laki-laki yang Allah berikan kepadanya Ilmu hikmah, maka ia memutuskan perkara dengannya dan mengajarkannya.
( HR. Bukhori).

6.      TAHU KONDISI DAN BELAJAR MEMAHAMI ORANG LAIN
– حدثنا محمد بن كثير قال: أخبرنا سفيان، عن ابن أبي خالد، عن قيس بن أبي حازم، عن أبي مسعود الأنصاري قال:
قال رجل: يا رسول الله، لا أكاد أدرك الصلاة مما يطول بنا فلان، فما رأيت النبي صلى الله عليه وسلم في موعظة أشد غضبا من يومئذ، فقال: (أيها الناس، إنكم منفرون، فمن صلى بالناس فليخفف، فإن فيهم المريض والضعيف وذا الحاجة).
Muhammad bin Katsir menceritakan kepadaku, beliau berkata,Sofyan menginformasikan kepadaku, dari Ibnu Abi Kholid, dari Qois bin Abi Hazim, dari Abi Mas’ud Al Anshoriy, beliau berkata, seorang laki-laki mengadu kepada Nabi, Ya Rasulullah, hampir-hampir aku tidak dapat mengikuti sholat karena fulan memanjangkan bacaannya kepada kami. Maka aku tidak pernah melihat Nabi saw dalam memberikan nasehatnya lebih marah dibanding pada hari itu, kemudian beliau bersabda : Wahai manusia, sesungguhnya kalian adalah orang yang membuat lari, barangsiapa sholat bersama dengan manusia maka ringankanlah, karena sesungguhnya di dalamnya terdapat orang yang sakit, orang yang lemah maupun orang yang mempunyai keperluan.
 (HR Bukhori. Bab Marah dalam memberikan nasehat dan pelajaran ketika melihat hal yang tidak disukai).
7. Tentang Penguasaan Ilmu

وعن ابن عبا س رضي الله تعلا عنها انه قال : للعلماء درجات فوق درجاة المؤمنين بسبعما ئة درجا ت. ما بين الد رجتين خمسا ما ئة سنة. يقا ل: الئلم افضل من الئمل بخمسة او جة : الاول الئلم بغير عمل يكون والئمل بغير علم لا يكون. و الثا ني الئلم بغير عمل ينفع والئمل بغير علم لا ينفع. والثا لث الئملل لازم والئمل صفة الئباد. والصفة الله افضل من صفة الئباد. (اخرجه درة الناصحين) (رواه احمد)
Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA berkata: bagi orang-orang yang berilmu (ulama) beberapa derajat diatas derajat orang mukmin dengan berbanding 700 derajat. Antara derajat yang satu dengan yang lain mencapai 500 tahun dikatakan: “ilmu lebih utama dari amal melalui 5 sistem: 1) Ilmu tanpa amal pun tetap ada, dan amal tanpa ilmu tak akan bisa, 2) Ilmu tanpa amal bisa manfaat, dan amal tanpa ilmu tak ada manfaatnya, 3) Amal adalah permistian, dan ilmu yang menerangi seperti lampu, 4) Ilmu adalah ucapan para nabi, 5) Ilmu adalah sifat Allah, dan amal adalah sifatan hamba, sementara sifat Allah lebih utama dari sifatan Hamba”. (Durrotun Nasihin) (H.R. Ahmad)

وقال ابن مسعود رضي الله عنه : عليكم بالئلم قبل ان يرفع ور فعه موت رءاته فوالذي نفس بيده ليعدن رجا ل قتلوا في سبيل الله شهداء انتبشهم الله علماء لما يرون من كرا مثهم فان احدا لم يعلد عا لما وانما الئلم باالتعلم. (رواه الترمذ)
Artinya:“Ibnu Mas’ud RA berkata: kalian mesti berilmu (menguasai ilmu) sebelum mati menjemput. Maka demi “dzat” yang menguasai diri yang menyayangi seseorang yang meninggal di jalan Allah dengan mati syahid. Sesungguhnya Allah akan membangkitkannya (ulama) karena kemuliaannya. Sesungguhnya seorang dilahirkan tanpa ilmu dan ilmu bisa di dapat melalui dipelajari”. (H.R. Tirmidzi)
8.        Harus Menghayati Apa yang Diajarkan

وعن العرباض بن سارية رضي الله عنه قال : وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم:مو عظة وجلت منها القلوب وذرفت منها العيون (رواه ترمذي)
Artinya:“Dari I’rbad bin Sariyah RA ia berkata: Rasulullah SAW memberikan nasehat (pengarahan) pada kami, dan hentikan bergerak hingga keluar air mata kami karenanya”. (H.R. Tirmidzi)
وعن ابي واقه اليس ان رسولالله صل الله عليه وسلم: بينما هو جا لسه في المسجد والناس معه اذ اقبل ثلاثة نفر فاقبل اثنان الى رسول الله صلى الله عليه وسلم: وذهب واحد قال فوقفا الى رسول الله صلى الله عليه وسلم. فامااحدهما فراى فرجة فى الحلقة فجلس فيها واما الاخر فجلس خلفهم واما الثالث فادبرذاهبا فلما فرغا رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: الااخبركم عن النفر الثلا ثة. واما الاخر فاعرض الله فاعرض الله عنه. (اخرجه البخاري)
Artinya:“Dari Abi Allaisi, ia berkata sesungguhnya Rasulullah SAW ketika beliau sedang duduk di mesjid bersama orang-orang pada saat itu datang 3 kelompok, kemudian yang 2 tersebut menunggu Rasulullah SAW. sementara diantara mereka yang satu melihat ruang kemudian ia duduk, sementara yang lainnya lagi duduk dibelakang orang banyak. Dan orang yang ke 3 membelakangi lalu pergi. Ketika Rasulullah SAW selesai dari pembicaraannya beliau berkata: ingat!! Aku informasikan tentang 3 kelompok tadi, satu dari semua itu mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintainya, kemudian yang lainnya merasa malu, maka Allah pun malu akannya. Sementara yang lain lagi ia berpaling, maka Allah pun berpaling darinya”. (H.R. Bukhari)
9.      Mampu Mengendalikan Diri
عجبا لأمرالمؤمن، ان أ مره كله لخير، وليس لأحد الا للمؤ من، ان اصابته سرا شكرا، وكان خير له، وان اصابته ضراء صبر، فكان خيرا له (رواه امام احمد)
Artinya:“Keitimewaan (takjub) dari urusan seorang mu’min. Sesungguhnya segala urusan mu’min itu baik, dan tidak ada seorang pun yang memilikinya melainkan orang mu’min (orang yang memiliki ilmu) atau (orang yang hidupnya berkendali ilmu): apabila ia dapat keburukan, ia akan bersyukur dan akhirnya dapat kebaikan dan apabila mendapat madharat, ia selalu sabar, maka kebaikan pulalah yang ia dapatkan”. (H.R. Ahmad)
10.  Pentingnya Menjadi Guru

العلم خازائن، ومفتا حها السؤال، فاسألوا يرحمكما الله، فانه يؤجر فيه اربعة – السا ئل، والمستمع، والمحب لهم (رواه ابو نعيم عن على)
Artinya:Ilmu adalah gudang dan kuci pembuka gudang tersebut adalah pertanyaan/ permintaan. Maka kalian bertanyalah (pada guru / ulama) maka kalian akan di rahmat Allah, sesungguhnya ada empat orang yang akan pendapat / diberi pahala yaitu, orang yang bertanya, yang mengajarkan, yang mendengarkan, dan yang mencintai pada orang-orang tersebut. (H.R. Abu Nua’im dari Ali)مختارالاحاديث
قال النبي صلى الله عليه وسلم: قوام الد نيا بأربعة اشياء: او لها بعلم العلماء والثانى بعدل الأ مراء والثالث بسخاوة الأغنياء والرابع بدعوة الفقراء ولو لا دعاء الفقراء لهلك الأ غنياء ولوعدل الأمراء لأ كل بعض الناس بعضا كما يأ كل الذنب الغنم (الحديث)
Artinya:“Berdiri tegaknya dunia dengan empat hal: 1) dengan ilmu para ulama (guru) 2) dengan adilnya pemimpin, 3) dengan murahnya agniya (orang kaya), 4) dengan do’anya orang fakir. Jika bukan / tidak karena ilmunya ulama (guru) maka rusaklah orang-orang bodoh, dan jika bukan karena murahnya orang kaya maka rusaklah orang-orang fakir, dan jika bukan karena do’anya orang fakir maka rusaklah orang kaya, dan jika tidak dengan adilnya pemimpin maka manusia satu sama lain akan saling tindas dan binasakan / saling terkam, seperti serigala menerkam kambing”.
11.   Salah Satu Sifat Pendidik Adalah Penyantun

وعن معا وية بن الحكم السمي رضي الله عنه قال: بينا انا اصلى مع رسول الله صلى الله عليه وسلم، اذ عطس رجل من القوم فقلت: يرحمك الله، فرما نى القوم بابصرهم، فقلت واثكل امياه، ما شأ نكم تنظرون الي؟ فجعلوا فيضربون بأيديهم على افخادهم، فلما رأيتهم يصمتوننى لكنى سكتن فلما صلى رسول الله عليه وسلم : فبابى هو وامى ما رأيت معلما قبله ولا بعده احسنى تعليما منه، فوالله ماكرحرنى ولا ضربن ولا شتمن، قال ان هذه الصلاة لا يصلح فيها شين من كلام الناس، انما هي التسبيح والنكبير وقرأة القرأة القران، اوكما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: قلت يا رسول الله انى حديث عهد بجا هلية، وقد جاءالله با الاسلام، وان منا رجالا يأتون الضان قال فلا تأتيهم قلت: ومنارجال يتطيرون، قال: ذلك شئ يجيد نه فى صدورهم فلا يصد هم (رواه مسلم)
Artinya:“Dari Mu’awiyyah bin Hakam Sulamy RA ia berkata: ketika aku shalat bersama Rasulullah SAW pada saat itu ada seseorang yang bersin-bersin, kemudian aku ucapkan “yarhamukalloh” (semoga Allah menyayangimu) maka mereka (kaum) pada meroleh kepadaku, kemudian aku berkata: “celakalah ibu-ibu orang itu” apa yang membuat kalian melihat aku? maka mereka serentak memukuli pahanya dengan tangannya, lalu ketika aku melihat pada mereka, mereka minta aku untuk diam / jangan bicara. Tetapi akhirnya aku diam, maka ketika Rasulullah SAW melaksanakan shalat, “semoga jadi penebus dosa bapak dan ibuku” aku tak pernah melihat seorang pendidik (guru) sebelumnya dan juga sesudahnya yang lebih baik cara mendidiknya dari Nabi SAW. maka demi Allah, aku tidak dibentuk, tidak dipukul, tidak pula dimaki, akan tetapi beliau berkata: sesungguhnya shalat itu tidak dibenarkan ada suatu hal dari ucapan manusia, sesungguhnya shalat itu ialah: Tasbih, Takbir dan Baca Al-Quran,” atau seperti Rasulullah SAW bersabda: aku berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya aku orang baru di zaman jahiliyyah, dan Allah mendatangkan islam, dan diantara kami ada orang yang mendatangi dukun, Nabi berkata: “jangan datangi mereka, aku berkata: dan diantara kami ada yang bertaruh pada burung, Nabi berkata: itu semua bisa ditemukan pada hati-hati mereka, maka ia tak akan menolaknya”. (H.R. Muslim)
12. Orangtua Wajib Mendidik Anaknya

كل مولود يولد على الفطرة فأبوه يهودا نه او ينصرانه واويمجسانه (رواه مسلم)
Artinya: “Setiap bayi itu lahir atas kesucian, maka kedua orangtuanya lah yang akan menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi”. (H.R. Muslim)
وعن عمروبن شعيب عن ابيه عن جدهرضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مروااولادكم با الصلاة وهم ابناء سنين واضربوهم عليها وهم ابناء عشر، وفرقوا بينهم فى المضاجع (حديث رواه ابودود با سناد حسن)
Artinya: “Dari Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan shalat, ketika mereka sampai di usia 7 tahun, kemudian pukul mereka karena meninggalkan shalat jika telah sampai usia 10 tahun dan pisahkan diantara mereka di tempat tidurnya”. (H.R. Abu Daud)
13.  Orangtua Harus Memberikan Pendidikan Terbaik

عن جا بربن سمرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لأن يؤدب الرجل ولده خير له من ان ينصدق بصاع (رواه الترمذ)
Artinya:“Dari Jubair bin Samurah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sungguh bahwa seseorang mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha”. (H.R. Tirmidzi)
14. Manajer Pendidikan Harus Bertanggung Jawab
عن حديفة ابن اليمان رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من لا يحتم بأمره المسلمين فليس منهم ومن لا يصبح ويمس نا صحا لله ولرسوله ولكتابه ولامامه ولعامة المسلمين فليس منهم (رواه الطبرانى)
Artinya“Dari riwayat Hudaifah ibnil Yaman RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang tidak memperhatikan kepentingan kaum muslimin maka ia tidak termasuk golongan mereka, dan barang siapa pada waktu pagi dan petang tidak memberi nasihat bagi Allah, kitabnya, imamnya, dan umumnya muslimin, maka ia juga tidak termasuk golongan mereka”. (H.R. At-tabrany)
15.           Kewajiban Mengajar
مثل ما بعثني الله به من الهدى والعلم، كمثل غيث اصاب ارضا فكا نت منها طا ئفة طيبة قبلت الماء، فأنبتت الكلا والعشب الكشير وكان منها طا ئفة طيبة قبلتالماء فنفع الله بها الناس فشربوا منها وسقوا وزرعوا، واصاب طا ئفة منها اخرى، انما هي قيان لا تمسك ماء، فعلم وعلم، ومثل من لم يرضع بذالك رأسا ولم يقبل هدى الله الذي ارسلت به.. (زواه ابو موس الا شعرى)
Artinya:“Perumpamaan tuntunan hidayah dan ilmu yang diutuskan Allah padaku bagaikan hujan yang turun ke tanah ada tanah yang subur menerima air, dan menumbuhkan tanaman dan rumput yang banyak, dan ada yang kering hanya dapat menahan air sehingga orang dapat mengambil minum dan mengairi tanaman, dan ada yang keras tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang dapat mengerti agama Allah dan memanfaatkan akan apa yang di utus aku (Nabi) dengannya oleh Allah, lalu belajar dan mengajar dan perumpamaan orang yang tidak mengangkat kepala dengan tidak belajar dan mengajar, dan ada orang yang sama sekali tidak dapat petunjuk ajaran Allah”. (H.R. Abu Musa Al-As’ary)
16.   Pentingnya Ilmuwan / ulama
روي عن النبي صلى الله عليه وسلم: من اهان خمسة خسر خمسة : من استخف با العلماء خرالدين، ومن استخف با الامراء خسرالدنيا ومن ستخف با الجيران خسرالمنا فع ومن استخف با الاقرباء خسرا المودة، ومنن استخف بأ صله خسر طيب المعيثة (رواه البخاري)
Artinya:“Diriwayatkan dari Nabi SAW. Barang siapa yang merendahkan lima hal, maka akan rugi pada lima hal: satu siapa yang meremehkan ulama, maka akan rugi dalam hal agama, dan barang siapa yang merendahkan pemimpin, akan rugi hal dunia, dan siapa yang meremehkan tetangga, akan rugi kebaikannya”. (H.R. Bukhari)
17.     Keutamaan Orang Yang Mengajar
عن ابي درداء قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: فضل العا لم على العابد كفضل القمر على الكو كب، وانما االعلماء ورثة الآ نبياء, وان الآ نبياء لم يورثوا دينارا ولادرهما، انما ورثوالعلم، فمن اخده اخد بحظ وكفر (رواه ابو داود والتر مذى)
Artinya:“Dari Abi Darda ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda: keutamaan orang alim dibanding ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan dibanding bintang-bintang, sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham, sesungguhnya mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa mengambil warisan itu berarti ia mengambil bagian yang sempurna”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
18.  Motivasi Belajar
عن ابى هريرة رضى الله عنه ان رسول الله قال: ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا الى الجنة (رواه مسلم)
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda: Dan barang siapa menjalani akan suatu jalan, untuk mencari ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga”. (H.R. Muslim)

عن ابن مسعود رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: من تعلم با با من العلم ليعلم الناس اعطي ثواب سبعين صديقا (رواه ابو داود)
Artinya: “Ibnu Mas’ud RA berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Barang siapa yang mempelajari satu bab dari ilmu dengan tujuan untuk menyampaikan kepada umat manusia, maka ia diberi pahala seperti tujuh puluh sodikin”. (H.R. Abu Daud)
19.   Kewajiban Belajar
عن انس بن مالك رضي الله عنه ان النبي صلى الله عليه وسلم قال: اطلب العلم ولو باالصين، فان طلب العلم فريضة على كل مسلم، ان الملا ئكة تضع اجنتها الطا لب العلم رضا بما يطلب (رواه ابن عبد البر)
Artinya: “Dari Anas bin Malik RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: carilah ilmu meskipun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu adalah fardu / wajib bagi setiap muslim, sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu karena rela terhadap apa yang ia tuntut”. (H.R. Ibnu Abdil Bar)
20.  Ulama Adalah Pewaris Nabi
وعن ابي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم انه قال: من سلك طريقا الى العلم سلك الله طريقا ال الجنة، وانه العالم يستغفرله من في السموات ومن فى الارض حتى اليتا فى الخير، ان العلماء ورثة الانبياء (رواه ابو داود)
Artinya: “Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabdal: Barang siapa menjalani akan suatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan (ilmu Allah) maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga, sesungguhnya orang alim semua makhluk yang ada di langit, dan makhluk yang ada di bumi hingga ikan Hiu yang ada di laut memohon ampunan baginya, sesungguhnya ulama itu adalah pewaris Nabi”. (H.R. Abu Daud)
21.           Ilmu Lebih Penting Dari Uang / Harta
عن ابى ذر رضي الله عنه قال: قال عليه الصلاة والسلام، من جلس عند العالم ساعتين او اكل معه لقمتين او سمع منه كلمتين او مشي معه خطوتين اعطاه الله تعا لى جنتين كل جنة مثل الد نيا مرتين (رواه ابن ماجه)
Artinya: “Abu Dar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang duduk bersama orang alim dalam dua waktu, atau sama-sama makan dua suap atau mendengar dua kalimat dari dia, atau melangkahkan kaki dua langkah bersamanya, maka Allah akan memberikan dua syurga yang masing-masing syurga sebanding dengan dua putaran dunia”. (H.R. Ibnu Majah)
وعن ابن عباس رضي الله عنه قال: قال النبي صلى الله عليه وسلم : خير سليمان عليه السلام بين العلم والملك, فاختار العلم فاعطي العلم والملك (رواه احمد)
Artinya:“Dari Ibnu Abbas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sulaiman AS beliau memilih antara ilmu dan kerajaan, maka kemudian beliau memilih ilmu, lalu diberikannya ilmu dan kerajaan”. (H.R. Ahmad)
22.   Ilmu Lebih Utama Dari Ibadah Shalat
عن ابى در قال عليه الصلاة والسلام : يا ابا در للأن تخدو فتعلم بابا من كتب الله تعا لى خيرا لك من ان تصلى مانة ركعة (رواه ابن ماجه)
Artinya: “Abu Dar berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ya Abu Dar seandainya kau pergi pagi lalu kemudian mempelajari ilmu satu bab dari kitab Allah SWT maka itu lebih baik dibanding kau melaksanakan shalat seratus rakaat”. (H.R. Ibnu Majah)
23.  Pentingnya Menuntut Ilmu
وعن انس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، من خرج فى طلب العلم فهو فى سبيل الله حتى ير جع (رواه الترمذي)
Artinya: “Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang keluar dengan tujuan menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga sampai pulang”. (H.R. Tirmidzi)
عن ابى هريرة رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من دعاء الى هدى كان له مثل اجور من تبعه لا ينقص ذلك من اجورهم شياء (رواه مسلم)
Artinya: “Dari Abi Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: siapa yang memberi petunjuk ke jalan yang baik (dengan ilmunya) maka ia akan mendapat pahala seperti yang di dapatkan oleh orang yang mengikutinya tanpa kurang sedikit pun”. (H.R. Muslim)
24.  Diantara Adab Murid Itu Memuliakan Guru
وعن انس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: وقروا من تتعلمون منه (رواه ابو حسن المردى)
Artinya:“Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Muliakanlah orang yang telah memberikan pelajaran kepadamu”. (H.R. Abu Hasan Al-Mawardi)
25.  Keutamaan Dan Pentingnya Ilmu
وعن امامة رضي الله عنها قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: اقرب الناس من درجة النبوة اهل العلم والجهاد، اما اهل العلم فد لعا الناس على ما جاءت به الرسول واما اهل الجهاد فجاهدوا باسيا فهم على ما جاءت به الرسل (رواه درقطن)
Artinya: “Dari Umamah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: orang paling dekat derajatnya dari para Nabi ialah ahkul ilmi (yang berilmu) dan pejuang, jika orang yang berilmu memberi petunjuk pada manusia melalui apa yang datang dari Rasul (ilmu), dan kalau pejuang berjuanglah dengan pedangnya, seperti yang ditunjukkan Rasul”. (H.R. Daruqutni)
وعن معاوية رضي الله عنها قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من ارادا الدنيا فعليه با العلم ومن اردالا خرة فعليه با العلم ومن ارد هما فعليه با العل (رواه الدار قطنى)
Artinya: “Dari Mu’awiyah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa menginginkan (kebahagiaan) duniawi maka dia harus (mempunyai ilmu) dan barang siapa yang (menginginkan) kebahagiaan akhirat, maka dia harus mempunyai ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka harus mempunyai ilmu”. (H.R. Daruqutni)
26.  Ulama Laksana Bintang Di Lautan Bagi Nelayan
قال ابو مسلم الحولانى سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: مثل العلماء فى الارض الارض مثل النجوم فى السماء اذا برزت للناس اهتددا بها (رواه ديلمي)
Artinya:“Abu Muslim Haulani berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: perumpamaan ulama di muka bumi laksana bintang di langit, apabila ia muncul buat manusia, mereka mendapat petunjuk karenanya”. (H.R. Dailimi)
27.  Ulama Laksana Pelita
وعن على كرمالله وجهه عن النبي صلى الله عليه وسلم انه قال: سأ لت جبر يل عن اصحاب العلم فقال: هم سرج امتك فى الدنيا و الأخرة، طلوبى لمن عرفهم، والويل لمن ان كرهم وابغضهم (رواه النساء)
Artinya:“Dari Ali Karromallohu Wajhah dari Nabi SAW sesungguhnya beliau bersabda: Aku bertanya pada Jibril AS dari orang yang berilmu (ashabul ilmi). Kemudian Jibril berkata: mereka ialah pelita (lampu) ummatmu di dunia dan akhirat, beruntunglah orang yang mengenalinya dan celakalah bagi orang yang mengingkari dan membencinya”. (H.R. Nasa’i)
وعن جابر رضي الله عنه قال: فاالنبي صلى الله عليه وسلم : العلماء مصباح الأمة (رواه ابودر)
Artinya: “Dari Jabir RA ia berkata: Nabi SAW bersabda: ulama itu adalah pelita bagi umat”. (H.R. Abu Dar)
28.  Mencari Ilmu Untuk Mendapatkan Ridho Allah
عن جابر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ان الله تعالى لا يقبل من العمل الا ما كان خا لصا وابتض به رضاه (رواه نسائ)
Artinya: “Dari Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya Allah SWT tidak akan menerima amal seseorang kecuali dengan niat yang tulus dan semata-mata mencari keridhoan-Nya”. (H.R. Nasa’i)
29.  Belajar Tidak Boleh Bermotif
1        Menandingi Ulama
2        Mengakali Orang Yang Bodoh
3        Agar Terkenal Diantara Manusia
وعن جابر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تتعلم العلم لتبا هوا به العلماء، ولتماراوبه السفهاء ولتصرفوا به وجه الناس اليكم، فمن فعل ذا لك فهو فى النار  (رواه ابن ماجه)
Artinya:“Dari Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: janganlah kalian belajar (menuntut ilmu) bertujuan untuk berbangga pada ulama karenanya, dan untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, begitu pula bertujuan agar karenanya orang-orang dapat berpaling (menarik perhatian), maka barang siapa yang melakukan itu maka ia masuk neraka”. (H.R. Ibnu Majah)
30.  Tentang Pentingnya Niat Dalam Mencari Ilmu
عن امير المؤمنين ابى حفص عمربن الخطاب رضي الله تعالى عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: انما الاعمال با النيات وانما لكل امرء ما نوى فمن كا نت هجرته الى الله ورسوله فحجرته الى الله ورسوله ومن كا نت هجرته لدنيا يصيبها اومرأة ينكحها فهجرته الى ما ها جر اليه  (رواه شيخين)
Artinya:“Dari Amirul mu’minin Abi Hapsin, Umar bin Khatab RA ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda: Sesungguhnya syah atau tidaknya suatu amal (perbuatan taat) tergantung pada niat, dan bagi tiap orang punya niat, maka barang siapa yang niatnya hijrah menuju Allah dan Rasulnya maka ia akan hijrah pada Allah dan Rasulnya, dan bagi yang niatnya hijrah menuju dunia, akan sampai pada dunia, atau pada wanita maka ia akan menikahinya, alhasil hijrahnya seseorang tergantung apa yang di tujunya”. (H.R. Bukhari Muslim)
وعن رسول الله صلى الله عليه وسلم : كم من عمل يتصد ر بصورة اعمال الدنيا ويسير بحسن النية من اعمال الأخرة، وكم من عمل يتصدر بصورة اعمال الأخرة ثم يصير من اعمال الدنيا بسؤ النية  (حديث حسن صحيح)
Artinya: “Dari Rasulullah SAW: beberapa amal yang berupa amal dunia, tetapi dengan baik niatnya akhirnya menjadi amal akhirat, dan banyak pula yang berupa amal akhirat kemudian jadi amal dunia karena jelek niatnya”. (Hadits Hasan)
31.  Amal yang tidak terputus sampai akhir hayat
إذا مات إبن أدم إنقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية او علمينتفع به او ولد صالح يدعوا له
Artinya: Apabila anak Adam (manusia) mati maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal; bersedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. (HR. Muslim)