Dorongan untuk mencari rizki yang halal
Orang yang memberi lebih baik dari pada
orang yang meminta
1.
Hadits
حدثنا أبو النعمان قال
حدثنا حماد بن زيد عن ايوب نافع عن ابن عمر رضى الله عنهما قال، سمعت
النبي صلى الله عليه و سلم و حدثنا عبد الله بن
مسلمة عن مالك عن نافع عن عبد الله بن عمر ر
ضي الله عنه يقول : أن
رسول الله صلى الله عليه و سلم قال و هو على المنبر و هو يذكر الصداقة
و التعفف عن المسألة
اليد العليا خير من اليد السفلى و اليد العليا المنفقة و السفلى السائلة .
2.
Terjemahan
Bercerita kepada kita
abu Nu’man berkata, telah bercerita kepada kita Khammad bin Zaid dari Ayyub
dari Nafi’ bin Umar r.a dia berkata : saya telah mendengar Nabi saw. Bercerita
kepada kita Abdullah bin Maslamah dari Malik bin Nafi’. Diriwayatkan dari
Abdullah bin Umar r.a : “sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda diatas
mimbar, beliau menyampaikan masalah sedekah dan menahan diri untuk
memimta-minta. (Menurut beliau) tangan di atas
lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan yang berada di atas adalah yang
ber infaq dan tangan yang berada di bawah adalah yang meminta.
3.
Kata penting
a.
Sedekah
b.
Menjaga kesucian diri
c.
Meninta-minta
4.
Pesan dasar hadits
Tangan
yang diatas lebih baik dari pada tangan yang dibawah. Dalam hal ini yang
dimaksud dari kalimat tersebut adalah bahwa orang yang member atau mengeluarkan
infaq lebih baik dari pada orang yang meminta-minta.
5.
Pendapat ulama, tokoh
atau ahli
a.
Ulama berpendapat bahwa barang siapa telah memperoleh
nafkahuntuk siang dan malam, maka tidak diperbolehkan untuk meminta minta.
Sebagian lagi ada pendapat bahwa barang siapa masih bertenaga untuk mencari
nafkah tidak diperbolehkan meminta-minta kecuali seluruh waktunya dipergunakan
untuk menuntut ilmu.
b.
Sebagaian ulama mengungkapkan pendapat bahwa barang siapa
tidak berdaya mencari nafkah dan dikhawatirkan mati kelaparan, maka ia
diharuskan meminta-mintakarena meminta-minta dalam hal demikian adalah juga
suatu mata pencaharian sebagaimana sabda “meminta-minta itu adalah mata
pencaharian nafkah yang terakhir”.
c.
Ulama berpendapat pengemis akan dihinggapi rasa malu dan
hina dihari kiamat nanti. Karena pada dasarnya pengemis itu haram dan tidak
diperbolehkan kecuali dalam keadaan darurat.
6.
Kerangka teori
Dalam
kehidupan sehari hari banyak kita jumpai para pengemis yang meminta-minta.
Mereka meminta-minta dengan berbagai cara, bahkan mereka tidak punya rasa malu
untuk meminta sesamanya yang kurang mampu. Kadang mereka meminta dengan cara
kasar atau pemaksaan.
Sebagai
manusia kita diwajibkan untuk berusaha bukan untuk meminta-minta. Dalam hadits,
Rassulullah bersabda mencari kayu bakar itu lebih baik dibandingkan dengan
meminta-minta. Rassulullah saw menganjurkan kepada kita semua untuk bekerja dan
berusaha serta makan dari hasil keringat sendiri. Bekerja dan berusaha dakam
islam adalah suatu kewajiban maka dari itu kita semua harus bekerja dengan ulet
dangigih, kita tidak boleh meminta minta karena hal tersebut sangan
bertentangan dengan ajaran agama islam.
Nabi
adalah contoh dan suritauladan bagi umatnya seperti yang tettera pada hadits
ini bahwa Nabi pun mengajarkan kita untuk bekerja apapun asalkan halal. Nabi
pun pernah mengembala kambing, hal ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad adalah
orang yang bekerja keras dan gigih.
Maka
dari itu kita dilarang untuk meminta minta karena dapan member beban kepada
orang lain dan menyusahkan orang lain pula. Selain itu meminta minta sangan
bertentangan dengan ajaran Nabi. Kita dianjurkan untuk bekerja dan berusaha
sesuai kemampuan kita.
7.
Analisis hadits
Pertama,
Nabi Muhammad saw mengajak umatnya, baik dalam kepastian pribadi maupun
kolektif agar mengikuti dan berpegang kepada yang pasti, menjaga harga diri,
menjadi manusia yang berdaya, berkemampuan dan produktif walaupun untuk ini
seorang manusia harus memanggul kapak, pergi mencari kayu bakar, memanggulnya
dan membawanya kepasar untuk dijual supaya mendapatkan uang agar dapat
mencukupi kebutuhan hidupnya. Menurut beliau, seseorang yang mempunyai mental
seperti ini adalah manusia yang khair (baik). Dalam bahasa kekinian hal ini
lebih bergebgsi, bermartabat dan lebih terhormat daripada harus meminta-minta
atau mengemis.
Kedua,
Rassulullah saw mengajak umatnya untuk berpikir secara logis dan realistis.
Ajakan beliau dengan logika yang langsung menyinggung jati diri dan harga diri
seseorang manusia, “itu lebih baik dari meminta-minta, baik dipenuhi
permintaanya, atau tidak dipenuhi permintaanya”.
Sungguh
sebuah sentuhan nurani, kemanusiaan dan harga diri yang sangan mendalam.
Maksudnya tentu agar manusia tidak mudah menyerah kepada keadaan yang
menyulitkan, lalu mendorongnya untuk meminta-minta.
Ini cara yang
ditempuh oleh Rassulullah saw dengan men-tarhib (menakut-nakuti) akibat buruk
didunia agar umatnya tidak berprofesi sebagai pengemis. Bentuk tarhib yang
lebih mengerikan yang bersifat ukhrawi, yaitu sabda Rassulullah
saw,”meminta-minta terus menerus ada pada salah seorang diantara kamu, sehingga
ia akan berjumpa Allah sementara wajahnya sudah tidak ada dagingnya sama
sekali”. (HR Muttafaqun’alaihi Bukhari 1416 dan Muslim 1788).
Sedangkan
dari sisi hasil meminta-minta, Rassulullah menjelaskan bahwa hasil
meminta-minta nilainya adalah suht, yaitu sesuatu yang haram yang tidak membawa
keberkahan. Pengarahan Rassulullah saw bahkan lebih jauh dari sekedar melarang
umatnya untuk meminta-minta. Lebih dari itu, beliau mengarahkan agar umatnya
menjadi pihak yang member dan bukan pihak yang meminta.
Inilah
pandangan islam yang dijelaskan melalui hadits-hadits Rassulullah saw tentang
meminta-minta. Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq, hidayah, kekuatan dan
kesucian diri kepada seluruh kaum Muslimin. Dengan demikian, merekamampu
menjadi manusia-manusia berdaya, produktif dan tidak meminta-minta.
8.
Nilai-nilai pendidika
Dari
hadits diatas terdapat nilai-nilai pendidikan diantaranya
a.
Kita sebagai manusia diwajibkan untuk bersedeqah
b.
Orang yang member lebih baik dari pada orang yang
meminta-minta
c.
Sebagai umat manusia kita diwajibkan untuk berusaha semampu
kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar