- Pengertian Metode Pendidikan dan Pengajaran
Secara
etimolgis, metode berasal dari bahasa Yunani,
yaitu “methodos”. Kata
ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau
melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka metode memiliki
arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Inggris
dikenal dengan term method dan way yang diterjemahkan sebagai
cara. Sedangkan dalam bahasa Arab kata metode diungkapkan dalam berbagai kat
seperti kata al-thoriqoh, al-manhaj, dan al-washilah. Al-thariqoh berarti
jalan, al-manhaj berarti system, dan al-washilah berarti mediator
atau perantara.
Sedangkan
secara terminology metode adalah suatu jalan yang ditempuh seseorang supaya
sampai pada tujuan tertentu baik dalam lingkungan ataupun dalam perniagaan
maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan dan lainya.[2] Ada pula yang mendefinisikan bahwa
metode adalah suatu cara kerja yang sistematik seperti cara kerja ilmu
pengetahuan.[3]
Sedangkan
pendidikan atau pengajaran itu dalam arti luas adalah suatu proses untuk
mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuanya,
nilai dan sikapnya serta ketrampilanya. Semua itu bertujuan untuk mencapai
kepribadian individu yang lebih baik.[4]
Jadi jika
melihat masing-masing pengertian dari metode dan pendidikan, maka pengertian
metode pendidikan dan pengajaran adalah suatu cara yang sistematis untuk
mengembangkan segala aspek kepribadian manusia yang mencakup pengetahuanya,
nilai serta sikapnya, dan ketrampilanya yang bertujuan untuk mencapai
kepribadian individu yang lebih baik.
Sebagai
komponen ilmu, metode dapat mengantar suatu proses pendidikan dapat mencapai
tujuan pendidikanya dengan cepat dan tepat. Hal ini akan terjadi bila mana
metode pendidikan dan pengajaran ini sejalan dengan substansi dan tujuan. Di
samping itu metode juga harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Maka
dari itu seorang pendidik harus dapat memilih metode yang tepat dengan keadaan.
Untuk itu mereka dituntut untuk menguasai metode pendidikan dan pengajaran.[5]
- Macam-macam Hadits tentang Metode Pendidikan dan Pengajaran
- Hadits Anas bin Malik, tentang membuat mudah, gembira dan kompak
عَنِ اَنَسٍ بَنِ مَلِكٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمْ قَالَ يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلاَ
تُنَفِّرُوْا (اخرجه البخارى في كتاب العلم)
Artinya:
“Permudahkanlah (manusia dalam soal-soal agama) dan jangan mempersukar mereka,
dan berilah mereka kabar gembira dan janganlah mereka dibuat lari. (HR.
Bukhori)[6]
Hadits di
atas menjelaskan bahwa proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah dan sekaligus
menyenangkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan
terhadap suasana di kelas. Serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Dan satu
pembelajaran harus menghunakan metode yang tepat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi, terutama dengan mempertimbangkan, keadaan orang yang akan belajar.[7]
Sebagaimana
dalam QS. Ali-Imran: 159
öqs9ur………
|MYä. $àsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ……….
Artinya: “Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu” (QS. Ali Imron: 159)
Dalam
menempuh proses-proses pendidikan, sikap-sikap keras mempersulit hendaknya
dihindari. Islam mengajarkan kelemah lembutan dalam metode pendidikan agar para
peserta didik tidak kabur karena Allah sendiri menghendaki kepada kemudahan.[8]
- Hadits Aisyah, Tentang menyampaikan perkataan yang jelas dan terang
عَنْ عَاِشَةَ رَحِمَهَااللهُ قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ كَلاَمُ فَصْلاً يَفْهَمُهُ كُلُّ مَنْ
سَمِعَهُ (اخرجه ابوداود فى كتاب الادب)
Artinya:
“Dari Aisyah RA. Berkata, perkataan Rasulullah adalah ucapan yang sangat jelas,
dan dapat memahamkan orang yang mendengarnya. (HR. Abu Dawud)[9]
Dalam hal
ini, pendidik mempunyai peran penting untuk memutuskan langkahnya demi
terciptanya tujuan pendidikan. Perkataan yang jelas dalam hal ini bukan
terbatas pada suatu yang sifatnya lahiriyah. Namun lebih dari itu “jelas”
disini adalah mampu memahamkan peserta didik yang dihadapinya.
Perkataan
yang jelas dan terang akan menjadi salah satu faktor keberhasilan sebuah
pendidikan, karena jika tidak demikian dikhawatirkan nantinya akan terjadi
sebuah salah pengertian, ketika terjadi salah pengertian bukan tak mungkin
justru si peserta didik akan melenceng dari yang diharapkan. Diharapkan dengan
adanya perkataan yang jelas dan terang tersebut anak didik akan mampu menyerap
dan memahami apa yang diharapkan pendidik.
- Hadits Abu Hurairoh tentang metode cerita atau kisah
عَنْ أَبِى
هُريْرةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسولَ اللهِ صَلىَّ اللهُ علَيهِ وَسَلَّمْ
قال بَيْنَا رَجُلٌ يَمْشِي فَاشْتَدْ عَليهِ العَطَشُ فَنَزَل بِئْرًا فَشَرَبَ
مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَاذَا هُو َبِكلْبٍ يَلْهَثُ يَأكلُ الشَّرَى مِنَ العَطُشِ
فَقالَ لَقدْ بَلغَ هَذَا مِثْلُ اَّلذِي بَلغَ بيِ فَمَلَا خُفَّهُ ثُمَّ
أَمْسَكَهُ بِفِيهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسقىَ الْكلْبَ فَشكرَ اللهُ له فَغفرَ لَهُ
قَالوا يَا رَسولُ اللهِ وَاِنَّ لَنَا في الْبَهَائِمِ أَجْرًا قال فِي كُلّ
كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ (أخرجه البخاري في كتاب المشقات)
Artinya: “Dari
Abu Hurairah ra, sesungguhnya rasulullah SAW bersabda: Ketika seorang laki-laki
sedang berjalan-jalan tiba-tiba ia merasa sangat haus sekali kemudian ia
menemukan sumur lalu ia masuk kedalamnya dan minum, kemudian ia keluar (dari
sumur). Tiba-tiba datang seekor anjing menjulur-julurkan lidahnya ia menjilati
tanah karena sangat haus, lelaki itu berkata: anjing itu sangat haus
sebagaimana aku, kemudian masuk ke sumur lagi dan ia penuhi sepatunya (dengan
air), kemudian ia (haus lagi) sambil menggigit sepatunya dan ia beri minum
anjing itu kemudian Allah bersyukur kepadanya dan mengampuninya, sahabat
bertanya, wahai Rasulullah: adakah kita mendapat pahala karena kita menolong
hewan? Nabi SAW menjawab: disetiap yang mempunyai limpa hidup ada pahalanya.
(HR. Bukhori)[10]
Hadits
diatas menjelaskan bahwa pendidikan dengan metode cerita dapat menumbuhkan
kesan yang mendalam pada anak didik, sehingga dapat memotivasi anak didik untuk
berbuat yang baik dan menjauhi hal yang buruk. Bahkan kaedah ini merupakan
metode yang menarik yang dilakukan Rasulullah. Teknik ini menjadikan
penyampaian dari Rasulullah menarik sehingga menimbulkan minat dikalangan
sahabatnya.[11]
Allah SWT
berfirman dalam surat Yusuf: 111
ôs)s9 c%x.
Îû öNÎhÅÁ|Ás% ×ouö9Ïã Í<’rT[{ =»t6ø9F{$# ……….
Artinya: “Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal.” .(Yusuff: 111)[12]
Maka jelas
bahwa Al Qur’an juga menggunakan cderita untuk seluruh pendidikan dan bimbingan
yang mencakup seluruh metodologi pendidikanya, yaitu untuk pendidikan mental,
akal, dan pendidikan jasmani serta menaruh jaringan-jaringan yang saling
berlawanan yang terdapat dalam jiwanya itu, pendidikan melalui teladan dan
nasehat. Oleh karena itu cerita merupakan kumpulan bimbingan yang tidak
terkirakan banyak.[13]
Disamping
itu teknik bercerita adalah satu teknik yang baik untuk menerapkan aspek pembangunan
insan. Sebagai contoh aspek pembangunan insane lebih diminati dan dihayati
apabila disampaikan dalam bentuk plot cerita atau drama, dibandingkan jika
hanya disampaikan dalam brntuk fakta akademik. Bukti terbaik penggunaan teknik
ini adalah bagaimana Al Qur’an banyak menggunakan teknik ini dalam penyampaian
ajaranya, begitu juga Hadits Nabi yang turut menggunakan teknik ini.[14]
- Hadits Abu Hurairah, tentang metode tanya jawab
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قالَ قالَ رَجُلٌ يَا رَسُولُ اللهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ
الصُّحْبَةِ؟ قالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوْكَ ثُمَّ
أَدْناكَ أَدْناكَ (أخرجه مسلم في كتاب البر والصلة
والأداب)
Artinya: “dari
Abu Hurairah ra, Ia berkata seseorang laki-laki datang pada Rasulullah SAW,
kemudian ia bertanya, wahai Rasulullah siapa orang yang paling berhak aku
hormati? Beliau menjawab: Ibumu, ia berkata, kemudian siapa? Beliau menjawab:
Ibumu, ia berkata, kemudian siapa? Beliau menjawab: kemudian bapakmu, kemudian
saudara terdekatmu. (HR. Muslim).[15]
Metode
tanya jawab merupakan metode yang memungkinkan adanya komunikasi
langsung yang bersifat Two wag traffic sebab pada saat yang sama terjadi
dialok antara guru dan siswa, sehingga komunikasi ini terlihat adanya hubungan
timbal balik antara guru dan siswa. Adapun metode ini bertujuan untuk
mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa,
untuk merangsang siswa berfikir dan member kesempatan pada siswa untuk
mengajukan masalah yang belum paham.[16]
- Hadits Annas Bin Malik tentang metode diskusi
عَنْ أنَسٍ
رَضيَ اللهُ عَنهُ قالَ قالَ رَسُوْلُ اللهِ صلَّى اللهُ عَليهِ وَسلَّمْ انْصُرْ
أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُوْمًا قَالُوا يا رَسولَ اللهِ هَذا نَنْصُرُهُ
مَظْلوُمًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قالَ
تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ (أخرجه البخاري في كتاب الظالم
والغصب)
Artinya: “dari
Annas ra, berkata: Rasulullah SAW, bersabda: “tolonglah saudaramu yang dzalim
dan yang didzalimi, dikatakan bagaimana jika menolong orang yang dzalim?
Rasulullah menjawab: tahanlah (hentikanlah) dia dan kembalikanlah dari
kedzalimannya, karena sesungguhnya itu merupakan pertolongan padanya”. (HR.
Bukhari)[17]
Diskusi pada
dasarnya tukar menukar informasi dan unsure pengalaman secara teratur dengan
maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti
tentang sesuatu. Atau untuk mempersiapkan atau merampungkan keputusan bersama.
Oleh karena itu diskusi bukan debat dan perang mulut. Dalam diskusi tiap orang
diharapkan member sumbangsih sehingga semua bisa paham sengan binaan bersama.[18]
Akan tetapi
dalam diskusi harus dilakukan dengan cara yang sebaik-baiknya. Seperti firman Allah
dalam surat An-Nahl: 125
äí÷$#
4n<Î) È@Î6y y7În/u ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# (
Oßgø9Ï»y_ur ÓÉL©9$$Î/
}Ïd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7/u uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/
¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#Î6y ( uqèdur ÞOn=ôãr&
tûïÏtGôgßJø9$$Î/
ÇÊËÎÈ
Artinya: “Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl; 125)[19]
Dari ayat di
atas maka sangat jelas bahwa walaupun Nabi membolehkan mendidik dengan metode
diskusi, akan tetapi dalam pelaksaanya harus dilakukan tengan hikmah atupun
dengan penuh bijak. Adapun tujuan diskusi itu sendiri adalah sebagai berikut:
- Untuk member motivasi kepada peserta didik agar dapat berkomunikasi dengan lisan.
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakn pengetahuan dan informasinya yang telah dimiliki.
- Mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan tenggang rasa terhadap keberagaman pendapat orang lain dalam rangka mengembangkan kecerdasan peserta didik.
- Hadits Abu Hurairah tentang alat peraga
عَنْ أَبي
هُرَيرةَ قالَ قالَ رَسولُ اللهِ صلىَّ اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمْ كَافِلِ
الْيَتِيْمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ
وَأَشَارَ مَاِلكٌ بِالسَّبَابَةِ وَالوْسْطَى (أخرجه مسلم في الزهد والرقائق)
Artinya: “dari
abu Hurairah, berkata: Rasulullah SAW bersabda, orang yang menanggung hidup
anak yatim atau yang lainnya, maka saya (Nabi) dan dia seperti dua orang yang
tidak dapat dipisahkan dalam syurga.” (HR. Muslim)[20]
Metode
menggunakan alat peraga dalam pengajaran, memegang peran penting sebagai alat
bantu untuk menciptaka proses belajar yang ditandai dengan beberapa unsur,
terutama alat. Karena alat tersebut selain dapat digunakan untuk motivasi,
tetapi dapat juga meningkatkan efektifitas hasil belajar.[21]
Adapun
Fungsi dan nilai alat peraga adalah sebagai berikut:
- Sebagai alat bantu untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif
- Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsure yang harus dikembangkan oleh guru.
- Alat peraga dalam pengajaran penggunaanya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
- Penggunaan alat peraga tidak hanya sekedar hiburan ataupun pelengkap, akan tetapi salah satu media untuk memudahkan pemahaman.[22]
- IV. KESIMPULAN
Metode
pendidikan dan pengajaran adalah suatu cara yang sistematis untuk mengembangkan
segala aspek kepribadian manusia yang mencakup pengetahuanya, nilai serta
sikapnya, dan ketrampilanya yang bertujuan untuk mencapai kepribadian individu
yang lebih baik. dalam proses pendidikan itu sendiri mempunyai peran yang
sangat penting, karena metode ini merupakan sebuah cara yang digunakan untuk
mewujudkan sebuah tujuan pendidikan.
Adapun
metode pendidikan imi bermacam-macam. Berikut ini adalah beberapa metode yang
ditawarkan Nabi untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
- Metode dengan membuat mudah, gembira dan kompak
- Metode dengan perkataan yang jelas dan terang
- Metode tanya jawab
- Metode cerita atau kisah
- Metode diskusi
- Metode dengan menggunakan alat peraga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar